Sabtu, 20 Juni 2009

Jagong Manten

Ini merupakan istilah dalam bahasa Jawa yang artinya menghadiri resepsi pernikahan. Resepsi pernikahan Jawa jaman dulu adalah khas yaitu kedua sejoli duduk di depan sedang para hadir duduk menghadapinya. Hiburan dan hidangan disajikan sepanjang acara dan para hadir menikmatinya sambil duduk. Dari istilah duduk yang bahasa Jawanya njagong ini mungkin terbentuk frase jagong manten. Jagong manten jaman ini sudah tak ada duduknya lagi karena para hadir menikmati hiburan dan hidangan sambil berdiri atau berjalan sehingga juga dapat bersosialisasi dengan rekannya masing masing. Demikian pula yang kami alami jagong manten hari ini.

Pagi ini aku bangun gasik. Badan sudah mulai baik dan salat subuh aku jalani. Aku sarapan dengan sup jagung dan roti tawar. Anindya pagi pagi berangkat untuk ikut mencoba suatu tes psikologi di Jalan Gajah. Sekitar dhuhur aku ke ACE Hardware untuk membeli fitting untuk sambungan kran dengan selang. Jalan yang kulalui kebetulan macet. Di Jalan Kaligarang macet di jembatan. Di Jalan Pemuda macet di depan SMAN3. Untung aku tidak tergesa gesa. Aku dapat parkir di toko sehingga dapat belanja dengan tenang. Menjelang pukul 14.00 aku pulang.

Malam hari aku dengan nyonya jagong manten di Gedung Rimba Graha. Kami dapat parkir di luar di depan kantor Perhutani. Pak Harsono mantan Kabag TU menikahkan putri pertamanya. Aku ketemu Pak Zaenal dan teman teman dari Dinas PSDA. Seperti biasa udara di dalam ruang yang panas menyebabkan kami segera pulang, padahal makanannya enak sajian dari Sonokembang.

Tidak ada komentar: