Pagi yang membingunkan. Jalan pagiku dalam udara yang menyegarkan walaupun langit berawan. Jalan kering karena kemarin hanya hujan rintik. Aku beli pisang raja di pasar seharga Rp 10.000 tanpa menawar. Selanjutnya, aku menyiapkan nasi dan sayur untuk sarapan. Tiba tiba hujan turun cukup deras. Tetapi ketika berangkat ke kantor hujan mereda.
Upacara Hari Senin hampir saja aku batalkan karena gerimis namun segera matahari menampakkan dirinya. Upacara diselenggarakan dengan komandan upacara Pak Parmin. Pak Ketut tidak ikut karena sedang bertugas di Semarang. Selesai upacara aku panggil Pak Suwarno BE dan Pak Sardi untuk merembug masalah penyelenggaraan antar jemput dengan bis. Kemudian aku panggil Pak Haryono dan Pak Sukadi untuk untuk memeriksa target kegiatan akhir Februari. Aku juga kumpulkan tenaga penunjang di kantor yang kemampuannya sudah kami lihat pekan kemarin.
Menjelang duhur aku dan Pak Sukadi serta sopir Pak Sobar meninjau lokasi kerusakan akibat banjir maupun usulan untuk penanggulangan banjir. Kami ke Bangunan Kuras SIWT di Kemadu Lor, Bangunan Parapet Sungai Pepe di Desa Polokarto, Jembatan Sungai Lereng di Desa Aglik, tebing longsor Sungai Kaligesing di Desa Semawung dan tebing longsor Sungai Mongo di Desa Cangkrep Lor. Kami makan siang di RM Soto Semarang sudah lewat ashar. Sampai di kantor pukul 16.00 dalam keadaan mendung
Malam ke kantor lagi. Pak Bambang, Pak Aris, Pak Purnawan dan Pak Piter masih bermain bola sodok. Pak Maimin dapat bagian menata bola.
Senin, 16 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar