Kamis, 21 Mei 2009

Hotel Gren Mandarin

Semalam aku, Lik Santo dan Adi menginap di hotel itu pada kamar 117. Hotel itu terletak di komplek pertokoan pada pinggir timur kota Pekalongan. Sesuai namanya hotel itu bersuasana cina. Menurut manajernya hotel itu pada mulanya merupakan mall yang gagal yang kemudian diubah menjadi hotel. Pertokoan di sekitarnya masih sepi namun manajer itu bertekad untuk meramaikannya. Kamar yang kami tempati adalah kelas moderate, agak sempit namun bisa ditempati bertiga, bersih, berAC bagus dan yang penting kamar mandinya bersih dengan air yang bagus. Biaya Rp250.000 per malam ditambah ekstra bed Rp75.000 aku rasa cukup sepadan.

Aku bangun pukul 05.15 lalu salah subuh. Lik Santo dan Adi sudah bangun lebih dulu dan memperhatikan berita televisi. Aku tidur lagi dan bangun sekitar pukul 08.00. Kami sarapan secara prasmanan. Karena kami bertiga maka ada tambahan untuk kelebihan 1 orang, yaitu Rp15.000. Cukup murah tetapi sesuai karena sarapan yang disajikan juga sederhana, nasi putih, mi goreng, ayam kecap, roti tawar, margarin, selai, semangka kuning, sup ikan, jus jeruk, kopi dan teh. Kami kemudian check out.

Kami belanja buah di Food Market pada suatu mall di alun alun Pekalongan. Kami lalu ke rumah Pak Lik Imto di Perumahan Patriot Mas No 60 Pekalongan. Jalan ke sana cukup ramai karena hari ini Wakil Presiden Jusuf Kalla direncanakan meresmikan Rumah Sakit Kota Pekalongan. Anggota kepolisian bertebaran di jalan. Pak Lik Imto dikenal sebagai Pak Suprianto Legowo, saat ini masih tercatata aktif sebagai PNS pada Pemerintah Kab Pemalang walaupun sudah beberapa saat tergeletak tak berdaya karena stroke.

Kami kemudian meneruskan jalan ke Kutoarjo lewat Pemalang. Adi mengemudi sampai Belik. Kami salat dhuhur dan ashar secara jamak di sebuah mesjid. Aku kemudian menggantikan posisinya sebagai sopir. Kami berhenti di Warung Soto Kecil Sokaraja untuk makan siang. Kami berhenti lagi di Warung Asli Kutawinangun untuk istirahat. Adi memegang kemudi lagi. Pukul 17.45 kami tiba di rumah Kutoarjo. Aku turun sedang Adi dan Lik Santo meneruskan jalan ke Salaman.

Tidak ada komentar: