In the morning I did several activities between sleepings. At 00.15 we arrived Kutoarjo and, soon, I went to bed. I woke up at 05.00 for doing the fajir salah (early morning prayer). I slept again. Preparing a bowl of oatmeal porridge for my breakfast was another activity. At the office a bunch of documents need to follow up. I spent all morning to handle them. Meanwhile the colleagues spent their time to make front and backyard of the office clean and tidy. We call it as kerjabakti. Today, Jumat Kliwon, is the allocated time to do so. My morning was closed by attending Jumat Prayer in Masjid Al Arif.
In the afternoon I and Rahutama were going back to Semarang. We left at 14.00. We stopped by at Warung Bu Atmo for our lunch. We had a plate of kidney soup each. The warung is wellknown for the soup. We stopped again at Secang SPBU (Public Fuel Filling Station) for refueling and doing the asr salah (mid afternoon prayer). About maghrib (sunset) we arrived home.
Lanjutannya...
Jumat, 31 Juli 2009
Kamis, 30 Juli 2009
Urusan Keimigrasian
Pagi ini aku bangun kesiangan. Walaupun tidurku sangat puas namun salatku hilang. Aku sarapan dengan sangat sederhana yaitu oseng kangkung yang cukup asin dan tempe goreng. Aku ke kantor imigrasi (kanim) pukul 09.00. Kurang lebih 1 jam aku mengantri, diambil foto dan sidik jari secara elektronik dan tandatangan di atas passport. Menurut petugas passportku akan jadi pada Kamis mendatang. Petugas itu menyarankan untuk menghadap kepala (kakanim) untuk kemungkinan passportku dapat siap pada Senin. Aku ke sana namun ternyata kakanim sedang ke Kantor Wilayah Departemen Hukum. Petugas memperkirakan pada pukul 14.00 kakanim sudah hadir.
Aku pulang dan kemudian mengantar nyonya belanja barang elektronik. Kami ke Brumbungan dulu untuk mengambil Mas Andi. Bertiga kami ke Jurnatan. Kami membeli bor listrik, kabel, talang kabel dan lainnya. Dalam perjalanan pulang kami beli soto surabaya di Jalan Pemuda. Dengan itu kami makan siang. Aku kemudian ke kantor imigrasi. Saat itu pukul 03.00 dan kakanim belum datang. Seorang petugas, Pak Jufianto, bersedia membantuku untuk menyampaikan maksudku ke kakanim. Untuk referensi aku serahkan kuitansiku dan juga nama teman teman yang sedang mengurus passport. Aku kemudian pulang. Di rumah Mas Andi sedang sibuk memperpaiki sistem perkabelan di sekitar televisi.
Malam hari aku ke Kutoarjo diantar oleh Rahutama. Kami berangkat pukul 22.00. Kami mampir di Indomaret Ambarawa beli minuman dan kletikan. Kami berhenti lagi di RM Minangsari Magelang untuk makan. Lewat tengah malam kami sampai. Lanjutannya...
Aku pulang dan kemudian mengantar nyonya belanja barang elektronik. Kami ke Brumbungan dulu untuk mengambil Mas Andi. Bertiga kami ke Jurnatan. Kami membeli bor listrik, kabel, talang kabel dan lainnya. Dalam perjalanan pulang kami beli soto surabaya di Jalan Pemuda. Dengan itu kami makan siang. Aku kemudian ke kantor imigrasi. Saat itu pukul 03.00 dan kakanim belum datang. Seorang petugas, Pak Jufianto, bersedia membantuku untuk menyampaikan maksudku ke kakanim. Untuk referensi aku serahkan kuitansiku dan juga nama teman teman yang sedang mengurus passport. Aku kemudian pulang. Di rumah Mas Andi sedang sibuk memperpaiki sistem perkabelan di sekitar televisi.
Malam hari aku ke Kutoarjo diantar oleh Rahutama. Kami berangkat pukul 22.00. Kami mampir di Indomaret Ambarawa beli minuman dan kletikan. Kami berhenti lagi di RM Minangsari Magelang untuk makan. Lewat tengah malam kami sampai. Lanjutannya...
Rabu, 29 Juli 2009
Rapat di Semarang
Aku bangun saat subuh. Bergegas aku mandi dan salat. Pukul 05.00 Pak Acep datang. Bersamanya aku ke Semarang. Di pertigaan Terminal Purworejo Pak Tumiran bergabung. Kami bertiga sarapan di Warung Makan Condongraos. Pukul 08.45 kami tiba di rumah. Aku tinggal sedang Pak Tumiran dan Pak Acep terus ke kantor. Pak Tumiran akan menghadiri rapat tentang kegiatan TP-OP.
Pukul 09.45 aku diantar oleh nyonya datang ke kantor. Aku menghadiri rapat tentang perlombaan UPTD kabupaten. Rapat dipimpin oleh Pak Hidayat. Eselon III lainnya yang hadir adalah Pak Djumono. Aku pulang ke rumah diantar oleh Pak Kastari dan Pak Djumono.
Sore hari aku tidur dengan puas. Tandanya, aku bangun merasa sehat. Segera aku mandi dan salat ashar karena magrib sudah menjelang. Mas Andi diantar nyonya ke rumah Mbak Yet. Malam ini dia akan bermalam di sana. Rumah tidak masak seperti biasanya maka makan malamku sangat sederhana yaitu: nasi hangat, tempe dan tahu goreng dan sambal teri. Lanjutannya...
Pukul 09.45 aku diantar oleh nyonya datang ke kantor. Aku menghadiri rapat tentang perlombaan UPTD kabupaten. Rapat dipimpin oleh Pak Hidayat. Eselon III lainnya yang hadir adalah Pak Djumono. Aku pulang ke rumah diantar oleh Pak Kastari dan Pak Djumono.
Sore hari aku tidur dengan puas. Tandanya, aku bangun merasa sehat. Segera aku mandi dan salat ashar karena magrib sudah menjelang. Mas Andi diantar nyonya ke rumah Mbak Yet. Malam ini dia akan bermalam di sana. Rumah tidak masak seperti biasanya maka makan malamku sangat sederhana yaitu: nasi hangat, tempe dan tahu goreng dan sambal teri. Lanjutannya...
Selasa, 28 Juli 2009
Rapat dengan UPT
Dini hari pukul 01.15 aku sampai di Kutoarjo. Setelah ganti pakaian aku tidur. Aku bangun ketika subuh untuk salat subuh dan tidur lagi. Aku buat nasi untuk sarapan. Lauknya adalah sambal teri yang aku bawa dari Semarang. Pukul 07.30 aku ikut apel di kantor. Sepanjang hari ini aku ada di kantor. Aku ikut rapat dengan para kepala UPT SDA kabupaten.
Sore hari aku jalan jalan sampai pasar. Aku beli lotek di pertigaan jalan mau ke Politeknik Sawunggalih dari Jalan S. Parman. Lotek itu dan nasi yang aku sediakan menjadi makan malamku. Malam aku ke kantor sebentar untuk tandatangan dokumen SPJ. Di kantor Pak Purnawan, Pak Aris dan Pak Piter bermain bilyar. Lanjutannya...
Sore hari aku jalan jalan sampai pasar. Aku beli lotek di pertigaan jalan mau ke Politeknik Sawunggalih dari Jalan S. Parman. Lotek itu dan nasi yang aku sediakan menjadi makan malamku. Malam aku ke kantor sebentar untuk tandatangan dokumen SPJ. Di kantor Pak Purnawan, Pak Aris dan Pak Piter bermain bilyar. Lanjutannya...
Senin, 27 Juli 2009
Wisuda Anindya
Aku terbangun pagi sebelum subuh. Orang orang sibuk bersiap. Hari ini Anindya akan menghadiri acara wisuda. Dia akan diwisuda sebagai Sarjana Ekonomi Akuntansi Strata 1. Dia mesti ke salon dulu. Sebelum pukul 06.00 semuanya telah siap. Dia menghadiri acara wisuda universitas di Tembalang diantar oleh Mbak Poppy dan Mas Andi. Aku dan nyonya akan ikut hadir nanti di acara fakultas yang akan diadakan di Gedung Rimba Graha.
Pagi ini aku juga sibuk. Aku tanpa sarapan pergi ke kantor imigrasi di Jalan Siliwangi untuk mengambil formulir. Aku mesti bayar Rp12.000 untuk satu berkas formulir permintaan passport. Aku beli 4 berkas dengan rincian 1 untuk aku sendiri dan yang 3 untuk Pak Djumono cs yang aku serahkan Pak Lukito di kantornya. Sesaat setelah sampai di rumah Pak Hartono datang ke rumah. Dia menyerahkan dokumen penagihan untuk aku tandatangani. Aku minta tolong dia untuk mengurusi rekomendasi pembuatan passport di kantor Dinas PSDA. Pak Agus Trimulyono juga aku libatkan untuk membuat suratnya. Sekitar pukul 11.30 rekomendasi sudah selesai. Bergegas aku diantar Rahutama ke kantor imigrasi. Pukul 11.55 berkas aku serahkan. Saat itu loket sudah ditutup namun aku beralasan bahwa waktu tutup belum saatnya karena belum pukul 12.00.
Petang suasana wisuda masih melekat. Aku, nyonya dan Anindya bergegas ke Studio Foto Duta. Mereka sudah berdandan rapi. Kami membuat foto keluarga minus Rahutama karena dia tidak mendukung. Di studio juga ada satu keluarga yang membuat foto juga. Setelah itu kami ke Gedung Rimba Graha. Di situ sampai pukul 09.00 berlangsung acara wisuda fakultas ekonomi dan pemberian samir kepada wisudawan. Kami berpotret lagi. Begitu selesai aku dan nyonya bergegas ke rumah. Anindya tinggal di sana karena akan berfoto dengan teman temannya. Pukul 09.30 aku dan Pak Acep pergi ke Kutoarjo. Kami makan malam terlebih dulu di Pecel Yu Sri Simpang Lima. Lanjutannya...
Pagi ini aku juga sibuk. Aku tanpa sarapan pergi ke kantor imigrasi di Jalan Siliwangi untuk mengambil formulir. Aku mesti bayar Rp12.000 untuk satu berkas formulir permintaan passport. Aku beli 4 berkas dengan rincian 1 untuk aku sendiri dan yang 3 untuk Pak Djumono cs yang aku serahkan Pak Lukito di kantornya. Sesaat setelah sampai di rumah Pak Hartono datang ke rumah. Dia menyerahkan dokumen penagihan untuk aku tandatangani. Aku minta tolong dia untuk mengurusi rekomendasi pembuatan passport di kantor Dinas PSDA. Pak Agus Trimulyono juga aku libatkan untuk membuat suratnya. Sekitar pukul 11.30 rekomendasi sudah selesai. Bergegas aku diantar Rahutama ke kantor imigrasi. Pukul 11.55 berkas aku serahkan. Saat itu loket sudah ditutup namun aku beralasan bahwa waktu tutup belum saatnya karena belum pukul 12.00.
Petang suasana wisuda masih melekat. Aku, nyonya dan Anindya bergegas ke Studio Foto Duta. Mereka sudah berdandan rapi. Kami membuat foto keluarga minus Rahutama karena dia tidak mendukung. Di studio juga ada satu keluarga yang membuat foto juga. Setelah itu kami ke Gedung Rimba Graha. Di situ sampai pukul 09.00 berlangsung acara wisuda fakultas ekonomi dan pemberian samir kepada wisudawan. Kami berpotret lagi. Begitu selesai aku dan nyonya bergegas ke rumah. Anindya tinggal di sana karena akan berfoto dengan teman temannya. Pukul 09.30 aku dan Pak Acep pergi ke Kutoarjo. Kami makan malam terlebih dulu di Pecel Yu Sri Simpang Lima. Lanjutannya...
Minggu, 26 Juli 2009
Jagong Rasa Kecewa
Semalam baru tertidur setelah pukul 04.00. Aku masih sempat bangun sebentar untuk salat subuh lalu tidur lagi sampai pukul 09.00. Aku sarapan 2 buah pisang karena sarapan nasi belum tersedia. Pukul 11.00 aku ke Convention Hall Masjid Agung Jawa TEngah untuk menghadiri resepsi (jagong) mantu Pak Subagiyo Wardoyo. Saat itu sangat ramai. Aku perlu waktu lama untuk sampai ke tempat parkir. Waktu yang lama juga untuk sampai ke tempat mempelai dan memberikan salam. Komunitas yang sangat asing walaupun aku melihat Pak Triwidodo dan Pak Suseno Darsono. Ketika turun dari panggung aku menjumpai banyak gerai makanan sudah tandas. Aku ikut antri di gerai Kambing Guling namun ternyata habis pula ketika aku sampai di sana. Jadilah aku pulang tanpa mencicipi makanan maupun minuman.
Sore hari aku dan nyonya ke Hotel Patra Jasa untuk menemui Ken Sawitri Sulijandari (Ndari). Dia menginap di sana untuk jagong manten malam ini di tempat itu juga. Kami mengobrol sampai magrib. Ternyata dia adalah teman seangkatan Pak Arus Horizon. Kami pulang untuk salat magrib. Kami pergi lagi ke Ada Swalayan untuk belanja susu dan buah dan Toko Roti Swiss untuk belanja roti. Lanjutannya...
Sore hari aku dan nyonya ke Hotel Patra Jasa untuk menemui Ken Sawitri Sulijandari (Ndari). Dia menginap di sana untuk jagong manten malam ini di tempat itu juga. Kami mengobrol sampai magrib. Ternyata dia adalah teman seangkatan Pak Arus Horizon. Kami pulang untuk salat magrib. Kami pergi lagi ke Ada Swalayan untuk belanja susu dan buah dan Toko Roti Swiss untuk belanja roti. Lanjutannya...
Sabtu, 25 Juli 2009
Kantor Imigrasi Semarang
Hanya tiga kota di Jawa Tengah mempunyai kantor imigrasi. Semarang adalah salah satunya selain Surakarta, Pati, Wonosobo, Cilacap dan Pemalang. Kantor di semarang bernama Kantor Imigrasi Kelas I Semarang. Kantor ini terletak di Jalan Siliwangi. Urusan yang banyak dilakukan adalah pembuatan passport seperti yang ingin aku ketahui hari ini.
Tidurku cukup nyaman namun aku dapat bangun pagi dan salat subuh. Aku tidur lagi setelah itu. Pagi ini nyonya membelikan pecel untuk sarapan. Agak siang aku pergi ke Kantor Imigrasi Semarang untuk mencari info membuat passport. Kantor ternyata tutup namun dari petugas piketnya aku mendapatkan info bahwa dokumen untuk membuat passport adalah KK, KTP dan Akte Kelahiran. Jika akte kelahiran tak ada dapat diganti dengan surat nikah atau ijazah yang tanggal kelahiran diterakan disana. Aku kemudian ke Smartphone untuk memeriksakan PDAku, IPAQ 6828, karena jalannya cukup lambat dan bahkan sering gagal koneksi internya. Menurut mereka PDA ku baik baik saja.
Sore aku tidur setelah salat ashar, nyenyak juga. Petang Mas Andi datang diantar oleh Mbak Yet, Mbak Poppy dan Anindya. Dia dari Bondowoso naik bis sampai Surabaya dan disambung dengan kereta api ke Semarang. Mbak Yet dan Mbak Poppy segera pulang. Malam hari Anindya keluar demikian juga Rahutama. Lanjutannya...
Tidurku cukup nyaman namun aku dapat bangun pagi dan salat subuh. Aku tidur lagi setelah itu. Pagi ini nyonya membelikan pecel untuk sarapan. Agak siang aku pergi ke Kantor Imigrasi Semarang untuk mencari info membuat passport. Kantor ternyata tutup namun dari petugas piketnya aku mendapatkan info bahwa dokumen untuk membuat passport adalah KK, KTP dan Akte Kelahiran. Jika akte kelahiran tak ada dapat diganti dengan surat nikah atau ijazah yang tanggal kelahiran diterakan disana. Aku kemudian ke Smartphone untuk memeriksakan PDAku, IPAQ 6828, karena jalannya cukup lambat dan bahkan sering gagal koneksi internya. Menurut mereka PDA ku baik baik saja.
Sore aku tidur setelah salat ashar, nyenyak juga. Petang Mas Andi datang diantar oleh Mbak Yet, Mbak Poppy dan Anindya. Dia dari Bondowoso naik bis sampai Surabaya dan disambung dengan kereta api ke Semarang. Mbak Yet dan Mbak Poppy segera pulang. Malam hari Anindya keluar demikian juga Rahutama. Lanjutannya...
Jumat, 24 Juli 2009
Bandara Ngurah Rai
Itu merupakan bandara di Pula Bali. Walaupun dibangun pada tahun enampuluhan namun cukup besar, megah dan indah. Ini aku rasa merupakan visi Presiden Sukarno yang melihat Bali akan menjadi pusat destinasi wisata internasional. Saat ini di ruang tunggunya disediakan komputer yang sudah tersambung dengan internet. Aku senang karena dapat menggunakannya hari ini.
Pagi aku bangun sebelum subuh. Walaupun semalam aku berangkat tidur sudah larut namun aku merasa puas dengan tidurku. Aku sarapan menjelang pukul 08.00. Pukul 09.10 kami checkout untuk ke bandara. Dalam perjalanan ke bandara kami menjemput Pak Sentot temannya Pak Ketut. Dia mengantar kami ke Toko Joger, suatu outlet yang menjual barang dengan bubuhan kata kata unik. Aku beli 2 buah kaos untuk Rahutama dan Mas Andi. Kami segera tiba di bandara dan checkin. Pemeriksaan di bandara terlihat cukup ketat namun kami tak ada keluhan. Aku hanya sempat membuka internet gratis sekitar 10 menit ketika panggilan untuk boarding terdengar. Kami naik Garuda GA 253.
Garuda mendarat di Bandara Adisutjipto Jogjakarta sekitar pukul 12.00 WIB. Setelah selesai dengan urusan tas kami segera keluar. Pak Lukito dijemput oleh sopirnya dan kami semua nunut. Kami makan siang di RM Mbok Berek Kalasan. Saat kami datang salat Jumat di Masjid sebelah sedang berlangsung. Kami melanjutkan jalan melalui Klaten dan Boyolali. Di Banaran Cafe Bawen kami berhenti istirahat. Menjelang magrib kami tiba di Kantor Balai PSDA Jratun. Anindya sudah siap di sana dengan Avanzanya. Aku dan Anindya mengantar Pak Djumono di rumahnya. Kami lalu ke penjahit Mbak Al di Lemahgempal untuk mengambil pakaian yang dipakai Anindya saat wisuda. Sekitar isya kami sampai di rumah. Lanjutannya...
Pagi aku bangun sebelum subuh. Walaupun semalam aku berangkat tidur sudah larut namun aku merasa puas dengan tidurku. Aku sarapan menjelang pukul 08.00. Pukul 09.10 kami checkout untuk ke bandara. Dalam perjalanan ke bandara kami menjemput Pak Sentot temannya Pak Ketut. Dia mengantar kami ke Toko Joger, suatu outlet yang menjual barang dengan bubuhan kata kata unik. Aku beli 2 buah kaos untuk Rahutama dan Mas Andi. Kami segera tiba di bandara dan checkin. Pemeriksaan di bandara terlihat cukup ketat namun kami tak ada keluhan. Aku hanya sempat membuka internet gratis sekitar 10 menit ketika panggilan untuk boarding terdengar. Kami naik Garuda GA 253.
Garuda mendarat di Bandara Adisutjipto Jogjakarta sekitar pukul 12.00 WIB. Setelah selesai dengan urusan tas kami segera keluar. Pak Lukito dijemput oleh sopirnya dan kami semua nunut. Kami makan siang di RM Mbok Berek Kalasan. Saat kami datang salat Jumat di Masjid sebelah sedang berlangsung. Kami melanjutkan jalan melalui Klaten dan Boyolali. Di Banaran Cafe Bawen kami berhenti istirahat. Menjelang magrib kami tiba di Kantor Balai PSDA Jratun. Anindya sudah siap di sana dengan Avanzanya. Aku dan Anindya mengantar Pak Djumono di rumahnya. Kami lalu ke penjahit Mbak Al di Lemahgempal untuk mengambil pakaian yang dipakai Anindya saat wisuda. Sekitar isya kami sampai di rumah. Lanjutannya...
Kamis, 23 Juli 2009
Bali
Itu merupakan bagian dari keragaman Indonesia. Pulau dengan penghuni mayoritas beragama Hindu ini mempunyai budaya khas yang sangat menarik. Dipadukan dengan keramahan dan kejujuran penduduknya serta keindahan alamnya Bali telah menjadi salah satu dari pusat wisata dunia. Orang berdatangan ke sana ternyata tidak hanya berwisata namun juga untuk MICE, meeting - incentive - conference - events. Aku datang ke Bali kali ini juga dalam rangka itu, meeting.
Pagi hari aku bangun hampir kesiangan namun masih dapat salat subuh. Aku memakai jadwal salat dari Pocket Islam yang kuatur dengan koordinat Hotel Inna. Aku tidak melakukan olahraga pagi. Walau membawa pakaian renang aku tak minat berenang karena kolamnya kecil. Saat sarapan aku ketemu Pak Eman Sulaiman, teman saat kursus jabatan fungsional di Jakarta. Dia rupanya juga ikut acara ini. Acaranya adalah Sosialisasi Quaility Assurance yang diadakan oleh Dit Bina Program SDA. Acara ini berlangsung sampai sore dengan fasilitator Ir Sukistiarto dan Unggul H N Utomo SPsi, MSi. Sore hari aku dan teman teman ditambah Pak Ketut jalan ke Pasar Sukawati. Aku tak beli apapun karena tak ada yang menarik. Dalam perjalanan pulangnya kami mampir di WAPO KKN untuk makan seafood, cukup enak.
Malam hari aku, Pak Ketut, Pak Novianto, Pak Beno, Pak Adi Rahman, Pak Djumono dan Pak Lukito jalan jalan ke Pantai Kuto. Suasana cukup ramai dan semakin ramai ketika malam datang. Kami di sana sampai pukul 12.00 waktu setempat. Dalam perjalanan pulang kami tersesat kembali lagi ke Kuta. GPS di handset Nokia aku jalankan dan kami segera sampai di hotel. Lanjutannya...
Pagi hari aku bangun hampir kesiangan namun masih dapat salat subuh. Aku memakai jadwal salat dari Pocket Islam yang kuatur dengan koordinat Hotel Inna. Aku tidak melakukan olahraga pagi. Walau membawa pakaian renang aku tak minat berenang karena kolamnya kecil. Saat sarapan aku ketemu Pak Eman Sulaiman, teman saat kursus jabatan fungsional di Jakarta. Dia rupanya juga ikut acara ini. Acaranya adalah Sosialisasi Quaility Assurance yang diadakan oleh Dit Bina Program SDA. Acara ini berlangsung sampai sore dengan fasilitator Ir Sukistiarto dan Unggul H N Utomo SPsi, MSi. Sore hari aku dan teman teman ditambah Pak Ketut jalan ke Pasar Sukawati. Aku tak beli apapun karena tak ada yang menarik. Dalam perjalanan pulangnya kami mampir di WAPO KKN untuk makan seafood, cukup enak.
Malam hari aku, Pak Ketut, Pak Novianto, Pak Beno, Pak Adi Rahman, Pak Djumono dan Pak Lukito jalan jalan ke Pantai Kuto. Suasana cukup ramai dan semakin ramai ketika malam datang. Kami di sana sampai pukul 12.00 waktu setempat. Dalam perjalanan pulang kami tersesat kembali lagi ke Kuta. GPS di handset Nokia aku jalankan dan kami segera sampai di hotel. Lanjutannya...
Rabu, 22 Juli 2009
Hotel Inna Sindhu Beach
Itu merupakan nama hotel di Kuta Bali. Alamat lengkapnya adalah di Jalan Sindhu Beach. Dari namanya hotel itu merupakan milik negara. Aku rasa hotel ini berdiri sudah cukup lama dan mungkin merupakan perintis perhotelan di Pulau Bali. Tanda tandanya adalah lantainya masih dari marmer dan kusam. Aku malam ini tinggal di sini atas biaya negara untuk mengikuti suatu sosialisasi yang diadakan oleh Ditjen SDA.
Aku bangun pagi dan jalan jalan. Di pasar aku beli brokoli dan tempe goreng. Dengan itu aku sarapan. Ikan aku biarkan menganggur. Aku ke kantor dan ikut apel. Sebentar aku beri arahan para kasi. Pukul 08.00 aku pulang dan bersiap ke Yogjakarta. Aku diantar Pak Acep. Aku mampir BCA untuk menabung lalu ke toko besi beli gembok tas. Aku sampai di satasiun pukul 08.40. Dengan kereta Prameks aku ke Yogja pukul 09.00. Harga tiket Rp14.000 sama dengan harga tiket ke Solo karena aku akan turun di Maguwo. Kereta cukup enak walaupun tidak dingin. Penumpang banyak namun aku dapat tempat duduk. Pukul 10.10 aku sampai di Maguwo. Keluar dari terminal Maguwo sudah masuk bandara Adisutujipto.
Bersamaan waktu Pak Djumono, Pak Lukito, Pak NOvianto dan Pak tiba di sana. Kami berlima naik GAruda 532 terbang ke Denpasar pukul 12.40. Harga tiket pulang pergi adalah Rp1.560.000. Kami tiba pukul 14.30 waktu setempat. Kami naik 2 taksi ke Hotel Inna Sindhu Beach. Ongkosnya Rp95.000 per taksi. Hotel Inna cukup lumayan namun kelihatan sudah kuno. Kami langsung check in. Aku dan pak Beno dapat kamar 120. Malam kami dapat makan malam dari panitia. Saya jalan jalan melihat pantai Sanur malam hari dnegna pak Beno. Walau sore aku tidur aku segera pulang karena ngantuk. Tidurku nyenyak sekali. Lanjutannya...
Aku bangun pagi dan jalan jalan. Di pasar aku beli brokoli dan tempe goreng. Dengan itu aku sarapan. Ikan aku biarkan menganggur. Aku ke kantor dan ikut apel. Sebentar aku beri arahan para kasi. Pukul 08.00 aku pulang dan bersiap ke Yogjakarta. Aku diantar Pak Acep. Aku mampir BCA untuk menabung lalu ke toko besi beli gembok tas. Aku sampai di satasiun pukul 08.40. Dengan kereta Prameks aku ke Yogja pukul 09.00. Harga tiket Rp14.000 sama dengan harga tiket ke Solo karena aku akan turun di Maguwo. Kereta cukup enak walaupun tidak dingin. Penumpang banyak namun aku dapat tempat duduk. Pukul 10.10 aku sampai di Maguwo. Keluar dari terminal Maguwo sudah masuk bandara Adisutujipto.
Bersamaan waktu Pak Djumono, Pak Lukito, Pak NOvianto dan Pak tiba di sana. Kami berlima naik GAruda 532 terbang ke Denpasar pukul 12.40. Harga tiket pulang pergi adalah Rp1.560.000. Kami tiba pukul 14.30 waktu setempat. Kami naik 2 taksi ke Hotel Inna Sindhu Beach. Ongkosnya Rp95.000 per taksi. Hotel Inna cukup lumayan namun kelihatan sudah kuno. Kami langsung check in. Aku dan pak Beno dapat kamar 120. Malam kami dapat makan malam dari panitia. Saya jalan jalan melihat pantai Sanur malam hari dnegna pak Beno. Walau sore aku tidur aku segera pulang karena ngantuk. Tidurku nyenyak sekali. Lanjutannya...
Selasa, 21 Juli 2009
PLTMh
Itu adalah akronim dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro yaitu PLTA dengan skala 1MW. Jenis itu sekarang ini digalakkan untuk menampung energi air yang cukup tersedia banyak namun berserak di banyak tempat. Dengan keterbatasan penyediaan energi listrik saat ini maka Pemerintah mendorong untuk dibangun pembangkit dengan skala itu. Kantor kami yang mengelola banyak sumber air ikut berpartisipasi di sana. Hari ini kami rapat di kantor juga dalam rangka itu.
Sesuai rencana pukul 03.15 aku bangun dan siap siap. Pukul 03.30 Pak Ketut datang menjemput dan berdua kami ke Kutoarjo. Seperti biasa kami berhenti di SPBU Secang dan aku menjalani salat subuh. Kami sampai di Kutoarjo pukul 06.05. Setelah minum air putih aku tidur. Pukul 07.30 aku telah di kantor untuk mengikuti apel. Aku sarapan di kantin Balai Bina Marga dekat stasiun Kutoarjo. Masakannya cukup enak. Pak Acep yang membawaku ke sana.
Pukul 09.30 Pak Guntoro dan Pak Harsoyo datang. Sebentar kemudian Pak Kasmono hadir juga. Bersama mereka kami rapat. Di awal rapat Pak Iskandar (IBEKA) datang bergabung. Kami berembug tentang rencana pembangunan PLTMh di Merden. Rapat berlangsung sampai pukul 11.30. Kami makan siang di Wirun namun Pak Iskandar tidak ikut karena ada rapat lagi di Salaman. Pukul 14.00 Pak Guntoro dan Pak Harsoyo pamitan. Lanjutannya...
Sesuai rencana pukul 03.15 aku bangun dan siap siap. Pukul 03.30 Pak Ketut datang menjemput dan berdua kami ke Kutoarjo. Seperti biasa kami berhenti di SPBU Secang dan aku menjalani salat subuh. Kami sampai di Kutoarjo pukul 06.05. Setelah minum air putih aku tidur. Pukul 07.30 aku telah di kantor untuk mengikuti apel. Aku sarapan di kantin Balai Bina Marga dekat stasiun Kutoarjo. Masakannya cukup enak. Pak Acep yang membawaku ke sana.
Pukul 09.30 Pak Guntoro dan Pak Harsoyo datang. Sebentar kemudian Pak Kasmono hadir juga. Bersama mereka kami rapat. Di awal rapat Pak Iskandar (IBEKA) datang bergabung. Kami berembug tentang rencana pembangunan PLTMh di Merden. Rapat berlangsung sampai pukul 11.30. Kami makan siang di Wirun namun Pak Iskandar tidak ikut karena ada rapat lagi di Salaman. Pukul 14.00 Pak Guntoro dan Pak Harsoyo pamitan. Lanjutannya...
Senin, 20 Juli 2009
Kebun Plantera
Itu merupakan suatu kebun buah dengan luas kurang lebih 240 Ha yang terletak di Desa Patean Sukorejo Kendal pada koordinat S07.09309 E110.15438. Tanaman buah yang dibudidayakan adalah durian, rambutan, kelengkeng, anona dllnya. Meninjau kebun itu sendiri mengasyikkan itu dijual sebagai paket wisata. Untuk mencapai kebun itu dari Semarang, orang dapat mengambil rute Ngaliyan, Mijen, Boja dan seterusnya mengikuti jalan provinsi. Jaraknya hanya sekitar 35 km namun perlu lebih dari 1 jam karena kondisi jalan yang buruk. Kami ke sana siang ini memerlukan waktu kurang lebih 1 1/2 jam.
Hari mulai normal, aku bangun gasik dan salat subuh. Di rumah kami masih berdua saja. Aku sarapan dengan nasi gudeg, gudeg yang dibeli kemarin. Nyonya giat mencuci pakaian. Agak siang kami jalan jalan ke Kebun Plantera di Kabupaten Kendal. Kami hanya makan mendoan kemudian pulang ke Semarang mengikuti jalur perginya. Kami makan siang kesorean di WM Bu Imas Mijen. Masakannya adalah rasa Sunda dan enak. Sekitar pukul 16.30 kami tiba di rumah. Malam hari menemani nyonya seterika pakaian. Lanjutannya...
Hari mulai normal, aku bangun gasik dan salat subuh. Di rumah kami masih berdua saja. Aku sarapan dengan nasi gudeg, gudeg yang dibeli kemarin. Nyonya giat mencuci pakaian. Agak siang kami jalan jalan ke Kebun Plantera di Kabupaten Kendal. Kami hanya makan mendoan kemudian pulang ke Semarang mengikuti jalur perginya. Kami makan siang kesorean di WM Bu Imas Mijen. Masakannya adalah rasa Sunda dan enak. Sekitar pukul 16.30 kami tiba di rumah. Malam hari menemani nyonya seterika pakaian. Lanjutannya...
Minggu, 19 Juli 2009
Ruwahan
Bulan Ruwah adalah nama bulan dalam penanggalan Jawa sebelum bulan Puasa. Jadi bulan Ruwah adalah identik dengan bulan Syaban dalam penanggalan Arab. Pada bulan Ruwah masyarakat Jawa biasa mengadakan acara Ruwahan yaitu berkumpul membaca tahlil dan berdoa untuk para leluhur. Ketika aku kecil nenekku selalu mengadakan acara ruwahan ini. Ada gawe agak gede di rumahnya karena beliau mengundang kerabat untuk datang dan memasak.
Masakan yang dibuat adalah ayam ingkung, nasi, kluban, mie, srundeng, dendeng ragi, terik daging, sambel goreng tahu tempe hati ayam, rempeyek kacang, apem, carabikang dan lain lainnya. Kecuali ayam ingkung masing masing makanan itu ditempatkan dalam wadah terbuat dari daun pisang yang disebut takir. Semuanya itu dimasukkan dalam keranjang atau besek yang dialasi daun pisang dan ditutup dengan daun pisang juga. Nasi ditempatkan di dasar dan makanan lain dalam takir di atasnya. Potongan ayam ingkung ditaruh terakhir ketika doa oleh peserta ruwahan sudah selesai. Para peserta membawa pulang makanan itu dalam kemasan keranjang.
Saat ini kemasan sudah lebih maju yaitu dengan kotak karton. Isinya juga kadang bukan nasi namun jajanan yang bermacam macam seperti yang aku terima hari ini. Petang ini aku diundang oleh tetangga depan Pak Parno untuk ikut ruwahan. Ini ruwahan yang cukup gasik karena saat ini masih bulan Rejeb.
Seperti kemarin aku bangun kesiangan dan kehilangan salat subuh. Sarapanku masih sama yaitu sebungkus pecel madiun. Pukul 11.00 aku dan nyonya ke Gedung Pertemuan Diponegoro Watugong untuk menghadiri resepsi perayaan mantu Pak Suharno, mantan Kadis PUCK Jawa Tengah. Seperti biasa acara jagong manten adalah acara reuni. Kami ketemu teman teman lama seperti Pak Yatin dan nyonya, Pak Widodo dan nyonya, dllnya. Sore hari aku bersihkan saluran air di depan rumah dari gulma yang tumbuh. Cukup capai. Petang hari aku mengikuti 2 acara yaitu ruwahan di rumah Pak Parno setelah magrib dan arisan di rumah Pak Kariyanto setelah isya. Lanjutannya...
Masakan yang dibuat adalah ayam ingkung, nasi, kluban, mie, srundeng, dendeng ragi, terik daging, sambel goreng tahu tempe hati ayam, rempeyek kacang, apem, carabikang dan lain lainnya. Kecuali ayam ingkung masing masing makanan itu ditempatkan dalam wadah terbuat dari daun pisang yang disebut takir. Semuanya itu dimasukkan dalam keranjang atau besek yang dialasi daun pisang dan ditutup dengan daun pisang juga. Nasi ditempatkan di dasar dan makanan lain dalam takir di atasnya. Potongan ayam ingkung ditaruh terakhir ketika doa oleh peserta ruwahan sudah selesai. Para peserta membawa pulang makanan itu dalam kemasan keranjang.
Saat ini kemasan sudah lebih maju yaitu dengan kotak karton. Isinya juga kadang bukan nasi namun jajanan yang bermacam macam seperti yang aku terima hari ini. Petang ini aku diundang oleh tetangga depan Pak Parno untuk ikut ruwahan. Ini ruwahan yang cukup gasik karena saat ini masih bulan Rejeb.
Seperti kemarin aku bangun kesiangan dan kehilangan salat subuh. Sarapanku masih sama yaitu sebungkus pecel madiun. Pukul 11.00 aku dan nyonya ke Gedung Pertemuan Diponegoro Watugong untuk menghadiri resepsi perayaan mantu Pak Suharno, mantan Kadis PUCK Jawa Tengah. Seperti biasa acara jagong manten adalah acara reuni. Kami ketemu teman teman lama seperti Pak Yatin dan nyonya, Pak Widodo dan nyonya, dllnya. Sore hari aku bersihkan saluran air di depan rumah dari gulma yang tumbuh. Cukup capai. Petang hari aku mengikuti 2 acara yaitu ruwahan di rumah Pak Parno setelah magrib dan arisan di rumah Pak Kariyanto setelah isya. Lanjutannya...
Sabtu, 18 Juli 2009
Pondok Daun
Pondok Daun merupakan semacam pujasera yang berada di kawasan Marina Semarang. Di sana dijajarkan kurang lebih 25 kedai makan/minum yang cukup beken di Semarang dalam suatu bangunan yang memanjang. Tempatnya cukup bersih, bagus dan nyaman. Dengan membayar Rp5.000 suatu layanan wifi juga dapat dinikmati selama 2 jam. Sore ini aku dan nyonya datang ke sana untuk makan. Aku pesan bakso dan nasi sedang nyonya pesan nasi timbel. Berdua kami habis Rp47.000 sudah termasuk 1 botol minuman air kemasan. Aku nambah lagi minuman 1 mangkok wedang donggo Rp8.000. Kurang lebih kami akan mengeluarkan uang yang sama jika kami makan di Pizza Hut dengan mengambil paket.
Tidurku rupanya sangat enak sehingga aku bangun kesiangan. Tentu saja aku tak salat subuh. Aku sarapan dengan pecel lontong yang dibeli nyonya di Jalan Kelud. Agak siang aku keluar untuk bayar tagihan. Visacard Mandiri Rp300.000, Mastercard Citibank Rp720.000 dan Starone Indosat Rp116.000. Aku juga ke bengkel Smartphone Community untuk memasang aplikasi gps Garmin XT pada N79 ku. Ongkosnya adalah Rp150.000. Masih ada yang akan kubayar yaitu internet Indonet yaitu Rp23.000. Sore hari aku dan nyonya pergi makan di Pondok Daun. Pulang dari sana kami mengisi BBM di SPBU Anjasmoro. Di ATMnya aku bayar tagihan Indonet yang Rp23.000. Lanjutannya...
Tidurku rupanya sangat enak sehingga aku bangun kesiangan. Tentu saja aku tak salat subuh. Aku sarapan dengan pecel lontong yang dibeli nyonya di Jalan Kelud. Agak siang aku keluar untuk bayar tagihan. Visacard Mandiri Rp300.000, Mastercard Citibank Rp720.000 dan Starone Indosat Rp116.000. Aku juga ke bengkel Smartphone Community untuk memasang aplikasi gps Garmin XT pada N79 ku. Ongkosnya adalah Rp150.000. Masih ada yang akan kubayar yaitu internet Indonet yaitu Rp23.000. Sore hari aku dan nyonya pergi makan di Pondok Daun. Pulang dari sana kami mengisi BBM di SPBU Anjasmoro. Di ATMnya aku bayar tagihan Indonet yang Rp23.000. Lanjutannya...
Jumat, 17 Juli 2009
Officer Club
Itu tempat kongkow yang baru di Magelang di depan kompleks Akmil dan masih dalam lahan Akmil. Belum ada sebulan tempat ini dibuka untuk umum. Tempat Tempatnya luas dan nyaman. Fasilitasnya cukup banyak namun belum aku inventarisasi. Yang jelas sebuah resto fastfood dan seafood/ riverfood ada di sana. Pada resto fastfood itu aku berkunjung hari ini. Masakannya cukup enak. Harganya? Aku tak tahu karena orang lain yang membayar.
Pagiku begitu segar. Mungkin karena semalam aku tidur lebih awal. Setelah salat subuh aku jalan jalan sampai pasar. Aku beli brokoli Rp2.500 dan tempe 3 bungkus Rp750. Harga tempe lebih mahal dari kemarin karena porsinya lebih besar. Di kantor aku menjadi pembina upacara. Setelah itu kami berkumpul di ruang rapat untuk berbincang bincang. Ini merupakan acara rutin untuk saling menukar informasi. Pak Sukadi tidak hadir karena menjadi moderator di acara sosialisasi. Acara ini ditutup dengan makan siang secara prasmanan.
Aku salat jumat di Masjid Al Arif. Setelah itu masih ada acara kantor yang aku selenggarakan yaitu penandatanganan kontrak. Ada 7 penyedia jasa yang diundang namun hanya 6 yang hadir. Selanjutnya, aku pulang ke Semarang dengan Pak Ketut memakai Rocky. Bu Yuli juga ikut sebagai penumpang. Kami makan sore di Officer Club dan aku sempatkan salat ashar disitu juga. Kami tiba di Semarang setelah ashar. Di rumah hanya ada nyonya karena Anindya dan Rahutama bersama Budenya wisata ke Jakarta. Mereka berangkat siang ini dengan kereta api. Lanjutannya...
Pagiku begitu segar. Mungkin karena semalam aku tidur lebih awal. Setelah salat subuh aku jalan jalan sampai pasar. Aku beli brokoli Rp2.500 dan tempe 3 bungkus Rp750. Harga tempe lebih mahal dari kemarin karena porsinya lebih besar. Di kantor aku menjadi pembina upacara. Setelah itu kami berkumpul di ruang rapat untuk berbincang bincang. Ini merupakan acara rutin untuk saling menukar informasi. Pak Sukadi tidak hadir karena menjadi moderator di acara sosialisasi. Acara ini ditutup dengan makan siang secara prasmanan.
Aku salat jumat di Masjid Al Arif. Setelah itu masih ada acara kantor yang aku selenggarakan yaitu penandatanganan kontrak. Ada 7 penyedia jasa yang diundang namun hanya 6 yang hadir. Selanjutnya, aku pulang ke Semarang dengan Pak Ketut memakai Rocky. Bu Yuli juga ikut sebagai penumpang. Kami makan sore di Officer Club dan aku sempatkan salat ashar disitu juga. Kami tiba di Semarang setelah ashar. Di rumah hanya ada nyonya karena Anindya dan Rahutama bersama Budenya wisata ke Jakarta. Mereka berangkat siang ini dengan kereta api. Lanjutannya...
Kamis, 16 Juli 2009
Sosialisasi di Winong
Kondisi pagiku lebih bagus dari kemarin ditandai dengan badan yang nyaman ketika bangun pagi pukul 05.00. Setelah salat aku jalan pagi dengan rute seperti biasa. Di pasar aku beli brokoli dua bonggol Rp2.500, pisang kawista sesisir Rp5.000 dan tempe 3 bungkus kecil Rp500. Sebungkus kecil aku makan dalam keadaan mentah setibanya di rumah, ternyata enak juga. Sarapanku adalah bubur oatmeal ditemani tempe dan brokoli yang telah dikukus 7 menit. Cukup mengenyangkan. Di kantor aku ikut apel pagi. Pada pukul 08.50 aku ke Desa Winong Kemiri untuk mengikuti sosialisasi.
Sosialisasi dilakukan oleh tim yang kemarin. Aku hanya ikut sebentar saja. Setelah memberikan sambutan tentang latar belakang sosialisasi aku lalu pulang ke kantor. Aku makan siang di Warung Mbok Pawiro diantar Pak Acep. Malam hari aku makan hanya dengan brokoli dan tempe kukus namun perut terasa kenyang. Lanjutannya...
Sosialisasi dilakukan oleh tim yang kemarin. Aku hanya ikut sebentar saja. Setelah memberikan sambutan tentang latar belakang sosialisasi aku lalu pulang ke kantor. Aku makan siang di Warung Mbok Pawiro diantar Pak Acep. Malam hari aku makan hanya dengan brokoli dan tempe kukus namun perut terasa kenyang. Lanjutannya...
Rabu, 15 Juli 2009
Sosialisasi di Salaman
Aku tidur masih belum puas. Agak ngantuk aku ambil air wudhu dan salat subuh. Agak segan juga aku jalan pagi sampai pasar. Aku beli 2 buah pisang Rp3.000. Dengan bubur oatmeal dan pisang itu aku sarapan. Di kantor aku ikuti apel pagi lalu memanggil para pelaksana TP-OP (Pak Sukadi, Pak Marsiman, Pak Djumadi dan Pak Hartono) untuk aku beri pengarahan. Selanjutnya, aku pergi ke Salaman dengan Pak Sukadi dan Pak Machali untuk mengikuti sosialisasi.
Kami tiba pukul 09.30 terlambat 30 menit dari jadwal yang ditentukan. Walaupun begitu para undangan baru hadir 2 orang. Kami menunggu sampai pukul 10.00 dan membuka sosialisasi pergub tentang standard operation procedure. Sebagian besar pengikut sosialisasi ini adalah para kepala desa dan anggota P3A yang terkait dengan saluran irigasi tangsi. Dari Semarang datang Pak Wahyu Wibowo, Pak Budi Rustono dan Pak Purwadi. Sekitar 12.30 sosialisasi selesai dan kami makan siang di Warung Bakmi Pak Broto. Pukul 14.30 kami telah tiba kembali di Kutoarjo.
Makan malamku adalah sama dengan sarapanku. Rasanya ok saja. Sampai pukul 22.00 aku ada di kantor untuk tandatangan dokumen SPPD kegiatan TP-OP Irigasi. Lanjutannya...
Kami tiba pukul 09.30 terlambat 30 menit dari jadwal yang ditentukan. Walaupun begitu para undangan baru hadir 2 orang. Kami menunggu sampai pukul 10.00 dan membuka sosialisasi pergub tentang standard operation procedure. Sebagian besar pengikut sosialisasi ini adalah para kepala desa dan anggota P3A yang terkait dengan saluran irigasi tangsi. Dari Semarang datang Pak Wahyu Wibowo, Pak Budi Rustono dan Pak Purwadi. Sekitar 12.30 sosialisasi selesai dan kami makan siang di Warung Bakmi Pak Broto. Pukul 14.30 kami telah tiba kembali di Kutoarjo.
Makan malamku adalah sama dengan sarapanku. Rasanya ok saja. Sampai pukul 22.00 aku ada di kantor untuk tandatangan dokumen SPPD kegiatan TP-OP Irigasi. Lanjutannya...
Selasa, 14 Juli 2009
Ke Kutoarjo
Bangun pagi, salat isya, menunggu subuh, salat subuh dan akhirnya tidur lagi. Malam ini begitu dingin dan kering membuat kenyamanan tubuh terganggu. Aku sarapan dengan pecel yang dibeli nyonya. Pak Acep datang pukul 09.00 namun begitu baru sekitar 10.30 kami berangkat ke Kutoarjo. Kami mengisi BBM di SPBU Gajahmungkur. Kami berhenti di Warung Bu Atmo untuk makan siang sop snerek. Kami berhenti di Mbabrik Tempuran untuk ketemu Adi. Adi menyampaikan undangan resepsi mantu Yasin. Pukul 14.00 kami tiba di rumah Kutoarjo.
Lanjutannya...
Lanjutannya...
Senin, 13 Juli 2009
Nokia Care Center
Itu merupakan unit dari usaha pemasaran handset Nokia yang bertugas memberikan pelayanan pemeliharaan atas produk handsetnya yang telah dijual. Jenis pemeliharaan meliputi aspek hardware maupun software. Di Semarang Nokia Care Center (NCC) ada di Jalan Pemuda berdekatan dengan Kantor Bappeda Jateng. Pagi ini aku terpaksa berhubungan dengan unit ini karena handsetku N79 mengalami gangguan yaitu tidak dapat mengirim SMS karena memorinya penuh. Cara mengatasinya ternyata dengan memformat ulang handset tersebut dan mengisinya kembali dengan software seperti saat baru. Dengan begitu aku harus merelakan data dan aplikasi yang telah aku bangun sejak membelinya.
Pagi ini aku bangun, salat dan tidur lagi. Sarapanku adalah sereal ditaburi kismis yang disediakan oleh nyonya. Beberapa saat kemudian nasi dan tahu bakso goreng menjadi sarapan ke duaku. Agak siang aku ke NCC untuk memperbaiki perangkat lunak N79. Pukul 13.00 aku ke Dinas PSDA untuk rapat tentang Dewan SDA. Rapat dipimpin oleh Pak Hidayat didampingi Pak Guntoro dan Pak Prasetyo. Para kabal juga hadir kecuali Pak Lukito dan Pak Purwadi. Rapat selesai setelah ashar. Bakda magrib aku diantar Anindya ke NCC mengambil handset. Handset berfungsi lagi seperti baru. Kami ketemu dengan Anggik dan Rosid (anak dan menantu Pak Hidayat) yang juga menyerviskan handset. Lanjutannya...
Pagi ini aku bangun, salat dan tidur lagi. Sarapanku adalah sereal ditaburi kismis yang disediakan oleh nyonya. Beberapa saat kemudian nasi dan tahu bakso goreng menjadi sarapan ke duaku. Agak siang aku ke NCC untuk memperbaiki perangkat lunak N79. Pukul 13.00 aku ke Dinas PSDA untuk rapat tentang Dewan SDA. Rapat dipimpin oleh Pak Hidayat didampingi Pak Guntoro dan Pak Prasetyo. Para kabal juga hadir kecuali Pak Lukito dan Pak Purwadi. Rapat selesai setelah ashar. Bakda magrib aku diantar Anindya ke NCC mengambil handset. Handset berfungsi lagi seperti baru. Kami ketemu dengan Anggik dan Rosid (anak dan menantu Pak Hidayat) yang juga menyerviskan handset. Lanjutannya...
Minggu, 12 Juli 2009
Pulang ke Semarang
Aku tidur cukup enak walaupun semalam agak terganggu oleh nyamuk. Udara yang cukup dingin dan tidak lembab ini mungkin yang menyebabkannya. Aku bangun, salat, bersantai dan kemudian mandi. Sarapan yang disediakan Bu Titik cukup beragam namun aku hanya makan oseng kangkung dan tahu. Itupun sudah cukup enak. Sekitar pukul 10.00 kami pamit pulang ke Kutoarjo.
Kami beredar dulu di Purwokerto untuk membeli oleh oleh. Sekitar pukul 11.00 kami keluar Puwokerto. Kami melalu rute Patikraja, Rawalo dan Buntu. Pemandangannya cukup indah terutama karena pemandangan Sungai Serayu yang dibendung di sekitar Kebasen. Kami istirahat makan siang di Rumah Makan Candisari, Karanganyar. Makanannya cukup enak. Aku akan salat di sana namun ternyata air wudhunya kotor sehingga aku membatalkannya. Kami teruskan perjalanan sehingga sekitar pukul 14.00 tiba di rumah Kutoarjo. Setelah salat aku ke kantor. Ada Pak Hartono, Pak Marsiman, Pak Sardi dan Bu Tasinah sedang menyelesaikan SPJ kegiatan TP-OP Irigasi.
Menjelang magrib aku dan nyonya pulang ke Semarang. Kami isi BBM di SPBU Purworejo. Kami berhenti di Banaran Cafe untuk makan malam. Kami tiba di Brumbungan pukul 22.00 untuk menurunkan oleh oleh. Sekitar 22.30 kami tiba di rumah. Kami tiba bersamaan dengan Rahutama. Lanjutannya...
Kami beredar dulu di Purwokerto untuk membeli oleh oleh. Sekitar pukul 11.00 kami keluar Puwokerto. Kami melalu rute Patikraja, Rawalo dan Buntu. Pemandangannya cukup indah terutama karena pemandangan Sungai Serayu yang dibendung di sekitar Kebasen. Kami istirahat makan siang di Rumah Makan Candisari, Karanganyar. Makanannya cukup enak. Aku akan salat di sana namun ternyata air wudhunya kotor sehingga aku membatalkannya. Kami teruskan perjalanan sehingga sekitar pukul 14.00 tiba di rumah Kutoarjo. Setelah salat aku ke kantor. Ada Pak Hartono, Pak Marsiman, Pak Sardi dan Bu Tasinah sedang menyelesaikan SPJ kegiatan TP-OP Irigasi.
Menjelang magrib aku dan nyonya pulang ke Semarang. Kami isi BBM di SPBU Purworejo. Kami berhenti di Banaran Cafe untuk makan malam. Kami tiba di Brumbungan pukul 22.00 untuk menurunkan oleh oleh. Sekitar 22.30 kami tiba di rumah. Kami tiba bersamaan dengan Rahutama. Lanjutannya...
Sabtu, 11 Juli 2009
Kraca
Itu adalah makanan khas Purwokerto yang pernah aku rasakan sekali ketika kecil sekitar tahun 1962. Makanan itu berbahan dasar keong sawah yang direbus dengan bumbu tertentu. Kuahnya berwarna hitam seperti warna keongnya namun rasanya gurih nikmat namun tak berlemak. Daging keongnya diambil dengan cara disedot setelah pucuk rumah keong dipecahkan. Cara lain adalah dengan cara mencongkelnya dengan tusuk gigi. Rasa dagingnya juga nikmat seperti daging gonggong, keong laut yang biasa dijual di Batam. Malam ini aku berkesempatan untuk merasakan nikmatnya daging dan kuah keong yang di Purwokerto disebut sebagai kraca.
Pagi yang seperti biasa. Aku bangun pagi, salat dan bersantai. Nyonya membeli nasi rames untuk sarapan kami. Porsinya begitu banyak sehingga bersisa. Pagi ini nyonya masih menyelesaikan menjahit pakaiannya untuk jagong manten. Di kantor Pak Ketut, Pak Djoko Saptono dan lain lainnya bersiap siap untuk jagong manten. Pukul 11.00 aku dan nyonya berangkat ke Gombong.
Kami tiba di tempat resepsi mantu Pak Haryono, Benteng Van der Wijck pukul 12.30. Sebentar kemudian Pak Suryono dan nyonya juga datang. Banyak teman hadir juga di sini seperti Pak Djumono, Pak Novianto dan Pak Prasetyo. Aku banyak mendampingi Pak Suryono karena yang lain segera checkout. Pukul 13.00 lebih aku dan nyonya juga checkout untuk meneruskan jalan ke Purwokerto.
Setelah belanja di Purwokerto kami tiba di rumah Bu Titik menjelang magrib. Tak sulit mendapatkan rumahnya karena kami berbekal skets peta, GPS dan apalagi Eti menunggu di mulut gang. Sekitar magrib Dik Bambang dan Din datang. Mereka membawa makanan legendaris saat aku kecil yaitu: dage, tengmlek dan kraca. Malam ini aku menikmati makanan tersebut. Kami bermalam di rumah Bu Titik. Lanjutannya...
Pagi yang seperti biasa. Aku bangun pagi, salat dan bersantai. Nyonya membeli nasi rames untuk sarapan kami. Porsinya begitu banyak sehingga bersisa. Pagi ini nyonya masih menyelesaikan menjahit pakaiannya untuk jagong manten. Di kantor Pak Ketut, Pak Djoko Saptono dan lain lainnya bersiap siap untuk jagong manten. Pukul 11.00 aku dan nyonya berangkat ke Gombong.
Kami tiba di tempat resepsi mantu Pak Haryono, Benteng Van der Wijck pukul 12.30. Sebentar kemudian Pak Suryono dan nyonya juga datang. Banyak teman hadir juga di sini seperti Pak Djumono, Pak Novianto dan Pak Prasetyo. Aku banyak mendampingi Pak Suryono karena yang lain segera checkout. Pukul 13.00 lebih aku dan nyonya juga checkout untuk meneruskan jalan ke Purwokerto.
Setelah belanja di Purwokerto kami tiba di rumah Bu Titik menjelang magrib. Tak sulit mendapatkan rumahnya karena kami berbekal skets peta, GPS dan apalagi Eti menunggu di mulut gang. Sekitar magrib Dik Bambang dan Din datang. Mereka membawa makanan legendaris saat aku kecil yaitu: dage, tengmlek dan kraca. Malam ini aku menikmati makanan tersebut. Kami bermalam di rumah Bu Titik. Lanjutannya...
Jumat, 10 Juli 2009
Bermalam di Kutoarjo
Aku bangun saat subuh. Keadaan gelap karena lampu mati. Aku keluar untuk menaikkan MCB karena seperti biasanya MCB penyebabnya adalah anjloknya MCB. Aku lalu salat dan bersantai. Pagi ini nyonya menyediakan sarapan dengan nasi baru namun sayur yang semalam. Di kantor aku ikut apel dan selanjutnya terbenam untuk tandatangan dokumen dan surat surat. Di ruang rapat nyonya dan ibu ibu lainnya menyelenggarakan pertemuan Dharma Wanita. Aku sendiri juga menyelenggarakan pertemuan dengan para penyedia jasa yang biasa disebut pre award meeting. Sebanyak 7 pimpinan penyedia jasa dan staf hadir dalam pertemuan ini. Pak Sukadi, Pak Mardani dan Pak Rohadi hadir juga.
Aku salat jumat di Masjid Al Arif Kutoarjo. Tidak seperti biasanya aku tidak pulang ke Semarang. Besok pagi kami akan menghadiri resepsi mantu Pak Haryono di Benteng Van der Wijck Gombong. Rencananya kami akan meneruskan jalan ke Purwokerto untuk menengok Bu Titik. Siang ini aku menikmati tidur siang. Malamnya aku ke kantor sebentar untuk menengok teman teman yang masih bekerja. Pak Bambang Suranto, Pak Arif Sudarto, Pak Purnawan dan Pak Piter masih berada di kantor bermain bilyar. Lanjutannya...
Aku salat jumat di Masjid Al Arif Kutoarjo. Tidak seperti biasanya aku tidak pulang ke Semarang. Besok pagi kami akan menghadiri resepsi mantu Pak Haryono di Benteng Van der Wijck Gombong. Rencananya kami akan meneruskan jalan ke Purwokerto untuk menengok Bu Titik. Siang ini aku menikmati tidur siang. Malamnya aku ke kantor sebentar untuk menengok teman teman yang masih bekerja. Pak Bambang Suranto, Pak Arif Sudarto, Pak Purnawan dan Pak Piter masih berada di kantor bermain bilyar. Lanjutannya...
Kamis, 09 Juli 2009
Gumelar Wadaslintang
Bangun pukul 03.00 kemudian siap siap. Pukul 03.30 Pak Ketut datang menjemput. Kami langsung ke Kutoarjo. Lalu lintas masih lengang. Aku salat subuh di SPBU Secang. Pukul 05.55 kami sampai di Kutoarjo. Aku lalu tidur. Ketika bangun waktu sudah menunjuk pukul 07.30. Aku minta Pak Ketut memimpin apel. Aku datang belakangan. Di meja sudah bertumpuk surat dan dokumen yang membutuhkan penanganan. Setelah selesai aku dan Pak Acep pergi ke Warung Mbok Pawiro untuk sarapan.
Setelah dhuhur aku dan sopir Pak Acep pergi ke Gumelar Wadaslintang. Jalan sampai Wadaslintang cukup bagus walaupun berkelok kelok. Namun setelah Wadaslintang kami masuk ke jalan kabupaten yang kondisinya sudah rusak. Mobil berjalan lambat. Ada sebuah jembatan yang sedang diperbaiki sehingga kami harus melalui jalan desa yang sempit dengan perkerasan MacAdam kurang lebih 1 km. Sekitar pukul 14.30 kami tiba di lokasi kegiatan di Desa Gumelar. Kegiatan ini berupa 2 buah groundsill yang dipasang secara seri pada bagian hilir sebuah jembatan. Tak berapa lama rombongan pemeriksa kegiatan yang terdiri dari Pak Ketut, Pak Sukadi, Pak Mardani dan seorang dari Dinas PSDA datang. Pak Djoko Saptono sebagai pelaksananya juga datang. Hadir juga kemudian Kepala Desa Gumelar. Menurutnya groundsill ini diharapkan dapat berfungsi juga untuk menahan rambatan tanah yang sedang menggejala di desa ini. Aku dan Pak Acep tiba di kantor saat magrib. Menjelang isya nyonya tiba di rumah dari Semarang. Lanjutannya...
Setelah dhuhur aku dan sopir Pak Acep pergi ke Gumelar Wadaslintang. Jalan sampai Wadaslintang cukup bagus walaupun berkelok kelok. Namun setelah Wadaslintang kami masuk ke jalan kabupaten yang kondisinya sudah rusak. Mobil berjalan lambat. Ada sebuah jembatan yang sedang diperbaiki sehingga kami harus melalui jalan desa yang sempit dengan perkerasan MacAdam kurang lebih 1 km. Sekitar pukul 14.30 kami tiba di lokasi kegiatan di Desa Gumelar. Kegiatan ini berupa 2 buah groundsill yang dipasang secara seri pada bagian hilir sebuah jembatan. Tak berapa lama rombongan pemeriksa kegiatan yang terdiri dari Pak Ketut, Pak Sukadi, Pak Mardani dan seorang dari Dinas PSDA datang. Pak Djoko Saptono sebagai pelaksananya juga datang. Hadir juga kemudian Kepala Desa Gumelar. Menurutnya groundsill ini diharapkan dapat berfungsi juga untuk menahan rambatan tanah yang sedang menggejala di desa ini. Aku dan Pak Acep tiba di kantor saat magrib. Menjelang isya nyonya tiba di rumah dari Semarang. Lanjutannya...
Rabu, 08 Juli 2009
Pemilihan Presiden
Hari ini dilakukan pemungutan suara untuk memilih presiden. Ini merupakan kelanjutan dari pemungutan suara untuk memilih anggota legislatif pada April yang lalu. Tiga pasangan maju untuk bersaing menjadi presiden & wakil presiden yaitu: Megawati Sukarnoputri & Prabowo, Susilo Bambang Yudhoyono & Boedono dan Jusuf Kalla & Wiranto.
Keseharianku masih seperti kemarin. Bangun salat dan tidur lagi. Sarapanku adalah nasi dengan sayur tempe. Itu juga yang aku makan ketika siang. Namum malamnya aku makan dengan nasi pecel Yu Sri. Aku memberikan suaranya di TPS 15 Bojongsalaman yang berada di SD Bojongsalaman. Pukul 13.30 aku ke sana lagi untuk menyaksikan perhitungan suara. Pasangan SBY & Boediono mendapatkan suara terbanyak yaitu 196 dibanding Mega Prabowo yang 126 dan Jusuf Kalla Wiranto 19. Pada malam hari aku menyaksikan hasil perhitungan cepat (survey) di televisi. Pasangan SBY Boediono mendapatkan 60%, Mega Prabowo 27% dan Jusuf Kalla 12%. Pasangan SBY Boediono tampaknyak akan memenangi pemilihan presiden kali ini dengan 1 ronde saja. Lanjutannya...
Keseharianku masih seperti kemarin. Bangun salat dan tidur lagi. Sarapanku adalah nasi dengan sayur tempe. Itu juga yang aku makan ketika siang. Namum malamnya aku makan dengan nasi pecel Yu Sri. Aku memberikan suaranya di TPS 15 Bojongsalaman yang berada di SD Bojongsalaman. Pukul 13.30 aku ke sana lagi untuk menyaksikan perhitungan suara. Pasangan SBY & Boediono mendapatkan suara terbanyak yaitu 196 dibanding Mega Prabowo yang 126 dan Jusuf Kalla Wiranto 19. Pada malam hari aku menyaksikan hasil perhitungan cepat (survey) di televisi. Pasangan SBY Boediono mendapatkan 60%, Mega Prabowo 27% dan Jusuf Kalla 12%. Pasangan SBY Boediono tampaknyak akan memenangi pemilihan presiden kali ini dengan 1 ronde saja. Lanjutannya...
Selasa, 07 Juli 2009
Daftar Pemilih Tetap
Itu merupakan daftar yang berisi nama nama WNI yang berhak memberikan suaranya pada Pemilihan Presiden 8 Juli 2009. Daftar itu disusun dan disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum. Oleh peserta nomor 1 (Megawati Prabowo) dan nomor 3 (Jusuf Kalla Wiranto) daftar itu dianggap tidak transparan dan amburadul. Karena itu hari ini kedua peserta itu minta untuk dilakukan verifikasi dan mereka membantunya. Semalam Mahkamah Konstitusi telah memutuskan bahwa pemegang KTP yang tak masuk daftar dapat memberikan suaranya di TPS terdekat dengan alamat KTP itu. Di luar negeri pemegang passport yang tak masuk daftar dapat memberikan suaranya di TPS terdekat.
Pagi ini aku bangun gasik, salat dan tiduran lagi. Aku masih dalam status tugas dinas luar sehingga tak perlu berkantor. Aku bermalasan di rumah. Siang hari aku ke Smartphone untuk memperbaiki aplikasi N79 ku. Karena ramai hpku itu aku tinggal. Penyakitnya adalah selalu memberikan tanda bahwa memori full. Ini mungkin yang menyebabkan gps dan nokia email tak dapat berjalan dengan baik. Pukul 15.00 aku ambil lagi. Tanda memori full masih ada tetapi tanda adanya mail akan masuk sudah hilang. Aku mesti bayar Rp25.000.
Petang nyonya pergi ke bandara untuk menjemput Mbak Poppy. Nyonya datang malam dengan Anindya. Malam ini aku makan dengan sayur tempe dan krupuk oleh oleh dari Mbak Poppy. Televisi dipenuhi berita berlangsungnya upacara pemakaman Michael Jackson. Lanjutannya...
Pagi ini aku bangun gasik, salat dan tiduran lagi. Aku masih dalam status tugas dinas luar sehingga tak perlu berkantor. Aku bermalasan di rumah. Siang hari aku ke Smartphone untuk memperbaiki aplikasi N79 ku. Karena ramai hpku itu aku tinggal. Penyakitnya adalah selalu memberikan tanda bahwa memori full. Ini mungkin yang menyebabkan gps dan nokia email tak dapat berjalan dengan baik. Pukul 15.00 aku ambil lagi. Tanda memori full masih ada tetapi tanda adanya mail akan masuk sudah hilang. Aku mesti bayar Rp25.000.
Petang nyonya pergi ke bandara untuk menjemput Mbak Poppy. Nyonya datang malam dengan Anindya. Malam ini aku makan dengan sayur tempe dan krupuk oleh oleh dari Mbak Poppy. Televisi dipenuhi berita berlangsungnya upacara pemakaman Michael Jackson. Lanjutannya...
Senin, 06 Juli 2009
Televisi LCD
Aku diantar Anindya ke kantor Dinas PSDA. Ada rapat koordinasi yang mesti aku hadiri. Rapat ini dihadiri oleh para pejabat eselon III kecuali Ir Ketut. Kadis juga tak hadir karena dia menghadiri rapat di DPRD. Aku pulang dijemput nyonya dan Anindya sambil membawa nasi kotak jatah makan siang. Kami pulang mampir di Toko Karya Mandiri untuk melihat televisi LCD. Kami tertarik dengan televisi 22" merk LG dengan harga Rp2.600.000. Sorenya nyonya mengantar Anindya ke Brumbungan. Dia akan menginap di sana menemani budenya. Pulangnya nyonya membeli televisi yang kami lihat siang tadi. Mulai malam ini di kamar bertengger sebuah televisi LCD 22" merk LG. Aku menikmantinya.
Lanjutannya...
Minggu, 05 Juli 2009
Di Rumah
Aku tidur malam lewat tengah malam namun begitu masih dapat bangun bagi untuk salat subuh walaupun kemudian tidur lagi. Ketika bangun lagi kami serumah bergerak untuk membersihkan rumah. Aku menyapu lantai dan Anindya melanjutkannya dengan mengepelnya. Sarapanku pagi ini adalah nasi pecel. Anindya membuat sarapan juga berupa mi ayam namun porsinya hanya sedikit. Kemudian sepanjang siang, sore dan malam aku banyak dimuka komputer untuk menyiapkan ekspose besok pagi. Aku makan siang yang terlambat dengan nasi padang. Rahutama yang membelinya. Porsinya cukup besar sehingga hampir saja aku tak menghabiskannya.
Sore ini nyonya menengok Bu Kus. Dia kesana bersama sama dengan Bu Sumar, Bu Sudiono, Mbak Bik (Bu Parno) dan Make (Bu Suharti). Setelah pulang dan istirahat dia pergi lagi dengan Anindya ke Ada Swalayan untuk belanja. Petang hari Rahutama keluar juga sehingga aku tinggal sendirian. Lanjutannya...
Sore ini nyonya menengok Bu Kus. Dia kesana bersama sama dengan Bu Sumar, Bu Sudiono, Mbak Bik (Bu Parno) dan Make (Bu Suharti). Setelah pulang dan istirahat dia pergi lagi dengan Anindya ke Ada Swalayan untuk belanja. Petang hari Rahutama keluar juga sehingga aku tinggal sendirian. Lanjutannya...
Sabtu, 04 Juli 2009
Arloji Baru
Sudah sepekan ini arlojiku mati. Tentu mesinnya yang rusak karena baterainya masih baru. Arloji itu bermerk Tissot kubeli di Batam tahun 1997 menjelang kepindahanku ke Semarang. Kematian arloji itu sudah sepantasnya setelah mengabdi lebih dari 12 tahun. Siang ini aku dan nyonya membeli sebuah arloji baru di Toko Germany. Sebuah arloji analog electronic drive merk Seiko seharga Rp800.000 menjadi milikku.
Pagi ini aku bangun pagi, salat, santai. Pukul 07.00 Asri dan Hakim serta anak anaknya pulang ke Serang. Mereka berencana berangkat sebelum subuh namun mungkin mereka sangat capai sehingga anak anak terbangun kesiangan. Siang aku dan nyonya mengantar Anindya di Brumbungan. Dia akan konsultasi psikologi. Kami meneruskan jalan ke Toko Germany untuk beli arloji dan ke DP Mall untuk cukur. Sambil pulang kami menjemput Anindya. Malam aku dan nyonya di rumah saja. Anindya dan Rahutama secara sendiri sendiri jalan ke luar. Lanjutannya...
Pagi ini aku bangun pagi, salat, santai. Pukul 07.00 Asri dan Hakim serta anak anaknya pulang ke Serang. Mereka berencana berangkat sebelum subuh namun mungkin mereka sangat capai sehingga anak anak terbangun kesiangan. Siang aku dan nyonya mengantar Anindya di Brumbungan. Dia akan konsultasi psikologi. Kami meneruskan jalan ke Toko Germany untuk beli arloji dan ke DP Mall untuk cukur. Sambil pulang kami menjemput Anindya. Malam aku dan nyonya di rumah saja. Anindya dan Rahutama secara sendiri sendiri jalan ke luar. Lanjutannya...
Jumat, 03 Juli 2009
Ke Semarang
Lampu kamar mati dan nyamuk begitu banyak mendengung. Aku terbangun memeriksa di luar. Ternyata sebuah fuse putus. Aku terus terjaga dan salat subuh lalu menghangatkan makanan. Sarapanku masih sama dengan makan malamku. Aku memimpin apel di kantor dan seterusnya di sana. Senam pagi tidak diadakan. Sepanjang pagi aku dan Pak Haryono menyiapkan bahan untuk ekspose hari Senin.
Aku salat Jumat di Masjid Al Arif. Setelah itu aku pulang ke Semarang bersama Pak Ketut. Kami mampir di Warung Bu Atmo untuk makan siang. Aku juga membeli seporsi sop untuk oleh oleh. Pukul 16.30 kami sampai di Semarang. Agak malam nyonya, ASri, Hakim dan anak anaknya datang dari belanja di Jepara. Lanjutannya...
Aku salat Jumat di Masjid Al Arif. Setelah itu aku pulang ke Semarang bersama Pak Ketut. Kami mampir di Warung Bu Atmo untuk makan siang. Aku juga membeli seporsi sop untuk oleh oleh. Pukul 16.30 kami sampai di Semarang. Agak malam nyonya, ASri, Hakim dan anak anaknya datang dari belanja di Jepara. Lanjutannya...
Kamis, 02 Juli 2009
Rapat Pengaturan Air
Pagi ini aku bangun sebelum subuh. Aku salat isya dan nonton televisi. Setelah salat subuh aku tiduran lagi. Aku bangun lagi pukul 06.45 dan bersiap siap. Pukul 07.30 aku ikut apel di kantor. Setelah sarapan di rumah aku diantar Pak Acep ke UPT SDA Sempor untuk ikut rapat pengaturan air irigasi Sempor. Aku sampai di sana pukul 09.45 namun rapat belum mulai. Aku hanya ikut bagian awal rapat saja karena ingin segera ikut rapat berikutnya di Kantor Dinas SDA & ESDM Kebumen membicarakan masalah pengambilan liar di Surotrunan dan sekitarnya. Aku tiba di sana pukul 11.00. Pak Adi Suwarno yang mewakiliku sudah ada di sana. Hadir juga Erwin TS. Kadis SDA & ESDM tak ada ditempat namun diwakili oleh Sesdis dan Kabid Irigasi. Aku tiba di kantor lagi pukul 13.30.
Aku salat duhur di rumah. Nyonya dan Anindya sudah pulang ke Semarang tadi pagi. Aku dibuatkan sayur sop. Rumah juga sudah terlihat tertata rapi dan bersih. Siang ini ada acara perpisahan dengan Pak Waluyo dan Pak Sudiono di Pantai Jatimalang. Aku tak dapat hadir. Aku dibawakan ikan bakar, udang goreng tepung dan kakap bumbu merah oleh teman teman yang hadir. Dengan lauk itu aku makan malam. Lanjutannya...
Aku salat duhur di rumah. Nyonya dan Anindya sudah pulang ke Semarang tadi pagi. Aku dibuatkan sayur sop. Rumah juga sudah terlihat tertata rapi dan bersih. Siang ini ada acara perpisahan dengan Pak Waluyo dan Pak Sudiono di Pantai Jatimalang. Aku tak dapat hadir. Aku dibawakan ikan bakar, udang goreng tepung dan kakap bumbu merah oleh teman teman yang hadir. Dengan lauk itu aku makan malam. Lanjutannya...
Rabu, 01 Juli 2009
Prambanan Ekspres
Prambanan Ekspres atau disingkat Prameks adalah kereta yang pulang pergi melayani penumpang Jogja Kutoarjo Jogja Solo. Kereta yang satu lagi adalah Solo Jogja Kutoarjo Jogja. Kereta ini diadakan sejak rel ganda Kutoarjo Solo selesai dibuat. Dengan demikian perjalanan Kutoarjo ke Solo dapat ditempuh dalam 2 jam. Kereta itu berhenti di Wates, Jogja, Maguwo, Klaten, Balapan. Harga tiketnya hanya Rp14.000 (US$1.25) untuk rute Kutoarjo Solo. Nyaman dan murah kereta ini sehingga digemari penumpang. Konon pada hari Ahad kereta ini mesti penuh.
Pagi ini aku bangun cukup gasik dan salat subuh dan siap siap. Pukul 05.30 aku mengantar nyonya dan Anindya ke stasiun. Dengan Prameks yang berangkat 05.55 mereka akan ke Solo. Setelah berkantor aku mengantar Hakim, Asri, Argi, Ali dan Zaki ke stasiun juga. Mereka akan ke Solo dengan Prameks yang pukul 09.00. Seharian aku di kantor saja. Makan siangku adalah sama dengan sarapanku yaitu nasi, sayur tempe dan telur asin. Setelah jam kantor aku menjemput nyonya, Anindya, Hakim, Asri dan lainnya di stasiun. Keberadaan mereka aku pantau melalui google map. Pukul 17.00 kurang mereka tiba. Malam setelah makan malam Hakim sekeluarga pamit ke Salaman. Lanjutannya...
Pagi ini aku bangun cukup gasik dan salat subuh dan siap siap. Pukul 05.30 aku mengantar nyonya dan Anindya ke stasiun. Dengan Prameks yang berangkat 05.55 mereka akan ke Solo. Setelah berkantor aku mengantar Hakim, Asri, Argi, Ali dan Zaki ke stasiun juga. Mereka akan ke Solo dengan Prameks yang pukul 09.00. Seharian aku di kantor saja. Makan siangku adalah sama dengan sarapanku yaitu nasi, sayur tempe dan telur asin. Setelah jam kantor aku menjemput nyonya, Anindya, Hakim, Asri dan lainnya di stasiun. Keberadaan mereka aku pantau melalui google map. Pukul 17.00 kurang mereka tiba. Malam setelah makan malam Hakim sekeluarga pamit ke Salaman. Lanjutannya...
Langganan:
Postingan (Atom)