Selasa, 21 April 2009

Banyuasin Loano

Aku bangun masih pagi sehingga dapat salat subuh dan juga jalan jalan sampai pasar. Jalanan agak basah mungkin semalam hujan. Aku sarapan dengan nasi slametan dari Pak Suwarno dan sayur yang aku hangatkan. Aku mencoba food combining tanpa arahan. Nasi dan sayur saja. Rasanya ok.

Aku datang di kantor on time. Aku tak ikut apel maka Pak Ketut yang menjadi pembina apel. Setelah selesai urusan kantor aku dengan diantar oleh Pak Sobar pergi ke Balai Desa Tegalsari Bruno untuk rapat dengan GP3A Watujagir. Di sana sudah ada Pak Haryono, Pak Parmin, Pak Sawal dan Bu Ari. Aku ikuti rapat ini sampai selesai pukul 12.00.

Dengan Pak Parmin aku ke Banyuasin untuk melihat perumahan yang menempel di tepi sungai. Kami mampir dulu di Wirun untuk melihat krib di Sungai Jali. Krib ini cukup berhasil ditandai dengan adanya endapan sedimen di antaranya. Kami juga mampir makan siang dulu di RM Bentuman Lesehan di Purworejo. Aku pesan kelapa muda dan pecel lele. Aku tak makan nasinya. Di Banyuasin ternyata memang telah ada banyak rumah yang dibangun di tepi sungai, Sungai Lanang, yang merupakan anak sungai Bogowonto. Dari lurah Banyuasin Separe (Pak Djumadi) kami mendapatkan penjelasan bahwa sebelumnya rumah tersebut merupakan bangunan tak permanen namun kemudian masyarakat ramai ramai mengubahnya menjadi permanen. Bangunan Unit BRI juga berdiri di sana.

Ada 2 desa menyandang Banyuasin. Banyuasin Kembaren dan Banyuasin Supare. Keduanya masuk dalam Kecamatan Loano Purworejo dipisahkan oleh Sungai Lanang dan jalan kabupaten yang menghubungkan Loano dan Samigaluh. Jalan dan tepi sungai bagian utara merupakan wilayah desa Banyuasin Kembaren.

Rencana kami untuk meninjau juga saluran Dungus diurungkan karena sudah terlalu sore. Pak Parmin turun di Jalan Diponegoro untuk berganti dengan bis jemputan yang kebetulan sampai di sana.

2 komentar:

Mr. G mengatakan...

Itu desa tetangga saya lho, banyuasin kembaran, dan banyuasin separe.

Mr. G mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.